buku sirah nabawiyah nabi muhammad pdf Can Be Fun For Anyone
buku sirah nabawiyah nabi muhammad pdf Can Be Fun For Anyone
Blog Article
Beliau sendiri adalah lambang dinamika yang tak kenal istirahat. Selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan, termasuk pekerjaan-pekerjaan di rumah sendiri seperti menjahit pakaian, membersihkan alas kaki, mencuci pakaian dan menyapu rumah. Tentu saja di sekelilingnya terdapat sahabat-sahabat yang bersedia mengerjakan semua itu tetapi Rasulullah ingin mendidik sahabatnya dengan memperlihatkan contoh dan memberi tauladan yang baik. Tatkala pada suatu hari beliau lewat di tempat ahlussuffah dan melihat banyak kotoran yang bertebaran di sekitarnya, beliau langsung memanggil Abu Dzar untuk mengambilkan sapu dan mulailah membersihkan tempat yang kotor tersebut. Menyaksikan hal itu, Abu Dzar berteriak menangis dan berkata “Demi Allah, Wahai Rasulullah, sia-sialah hidup kami jika paduka mengerjakan hal itu untuk kami”. Ia lalu mengambil sapu dari tangan Rasulullah kemudian memanggil kawan-kawannya, dan dalam sekejap tempat itu menjadi bersih. Saat itu Rasulullah berkomentar: “Beginilah cara hidup muslim yang sejati. Jangan biarkan kotoran bertebaran di sekitarmu”. Kediaman Rasulullah sendiri adalah lambang kebersihan. Beliau tidak tahan melihat sesuatu yang tidak bersih. Tidak senang pula terhadap penampilan yang tak rapih. Suatu kali Anas ibn Qatadah menghadap dalam pakaian kotor dan jenggot yang tidak dicukur rapih. Sebelum ia buka mulut, Rasulullah sudah mendahuluinya dengan teguran “Wahai Anas, bukankah kamu sudah mempunyai isteri yang memperhatikan dirimu? Jawab Anas: Benar, Ya Rasulallah. Kata Rasulullah lagi “Kembalilah ke rumah dan minta isterimu merapikan rambut-rambut itu, mandi dan tukar pakaian. Wahai Anas, kamu sebagai orang terpandang tidak pantas berpenampilan begini”.
Bahkan pula, hadis-hadisnya telah di-tahqiq dan di-takhrij oleh Syaikh Salim bin ΄Ied al-Hilali hafizahullah sehingga dapat dibezakan dan difahami mana yang sewajarnya dijadikan sebagai hujjah dan mana yang tidak. Selain itu, makna lafaz-lafaznya telah diperjelas sehingga dapat difahami dengan mudah. Dan yang istimewa, adanya tambahan perbahasan mengenai sifat fizikal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, keadaan rumah tangga beliau, dan hukum-hukum yang Allah khususkan bagi Nabi-Nya ini, yang tidak di-miliki oleh Nabi-Nabi selainnya ataupun oleh umatnya. Demikianlah sebuah pembentangan dan maklumat yang sangat jarang diperolehi pada mana-mana buku Islam bertemakan sirah. Membaca buku ini, selain dapat menyelami huraian kisah-kisah Nabi secara fakta dan ilmiyah, ia juga mampu memberikan motivasi dan meningkatkan semangat para pembaca dalam usaha-usahan mengikuti dan mencontohi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Setiap kegiatan dalam satu kategori selalu berakhir dengan hasil yang semakin menampakkan gejala ekspansif. Bukti-bukti mengenai asumsi ini akan segera kita simak. Delapan kegiatan militer yang mendahului pecahnya perang Badr adalah contoh paling dekat, karena semuanya merupakan pendahuluan perang Badr, sedangkan perang Badr sendiri dicanangkan oleh Rasulullah sebagai tahap akhir dari tahap-tahap ekspansi kekuatan Madinah dan pengamanan perbatasannya. Yang menjadi pertimbangan kesimpulan ini adalah jika kita memantau keseluruhan al-maghazy akan terlihat bahwa ia merupakan satu kesatuan perencanaan matang untuk menaklukkan Mekkah pada tahun 8 H. Dan takluknya Mekkah berarti seluruh wilayah Hijaz dan Tihama sudah pasti masuk Islam. Kesimpulan ini tidak betentangan dengan keterlambatan Thaif dan Tsaqief memeluk Islam karena keterlambatan tersebut mempunyai kondisi tertentu yang dapat difahami dengan menggunakan logika sejarah. Di satu sisi Tsaqief adalah salah satu suku besar yang menggantungkan diri pada Mekkah dan di sisi lain juga mengandalkan Huwazin. Ketika Mekkah sudah takluk Tsaqief masih mempunyai basis kekuatan di Huwazin, sehingga yang terakhir ini perlu waktu untuk menaklukkannya agar Tsaqief terisolasi dari masyarakat Arab seluruhnya sehingga tiada lain baginya kecuali masuk Islam. Dan sesungguhnya siapapun yang mengetahui kondisi geografis semenanjung Arab, kemudian memeriksa karakteristik bangsa Arab yang tidak pernah mengenal nilai persatuan, akan terheranheran bagaimana bisa Rasulullah berhasil menyelesaikan misinya secara spektakuler hanya dalam jangka delapan tahun. Sekiranya Rasulullah berhasil memasukkan Hijaz dan Tihama kedalam Islam pada tahun 8 H. maka keberhasilan itu saja sudah cukup hebat. seventy one
Di dalam kecamuk perang kerapkali ada sahabat yang tersentak oleh dahsyatnya bentrokan pertama namun Rasulullah tetap tegar dan menguasai situasi, mengatur dan memimpin jalannya perang seolah-olah beliau tidak sedang dalam medan perang. Beliau sama sekali tidak pernah mementingkan diri lebih dari perhatiannya kepada para sahabatnya dan bagaimana memenangkan perang. Seusai perang, beliau tidak pernah menilai siapa diantara para sahabatnya yang telah melakukan kesalahan, karena menyadari bahwa beliau bukan panglima melainkan soko-Expert dan pemberi petunjuk dengan menjadikan dirinya sebagai contoh dan suri tauladan hingga yang merasa bersalah sadar sendiri akan kesalahannya dan tidak akan pernah mengulangi lagi tanpa Rasulullah merasa perlu menegurnya. Di antara kelebihan dan keistimewaan Rasulullah adalah beliau mampu mengenali para sahabatnya walaupun dalam perang besar-besaran. Dalam perang yang sedang berkecamuk sekalipun, beliau selalu memantau keadaan mereka. Beliau dengan mudah dapat mengenali wajah asing yang umumnya adalah mata-mata. Lebih dari sekali terjadi bahwa wajah asing tersebut ternyata mata-mata yang menggabungkan diri kedalam barisan sahabat dalam rangka memperoleh informasi yang akan disampaikannya kepada pihak lawan. Rasulullah sendiri yang langsung menghadapinya dan diajak masuk Islam; jika ia bersedia beliau memaafkannya karena Islam menghapuskan kehilafan dan dosa-dosa lama.
on the other hand, the failure to tell apart the two, this information argues, will mythologize the life of the Prophet after which you can lastly sacralize him. thus, this informative article proposes which the knowledge of the sirah nabawiyah is the key in demythologization of your lifetime of the Prophet
Kita masih tetap mengacu kepada riwayat Bukhari, karena keaslian dan bebasnya dari tambahan dan penyelewengan. Telah ditegaskan terdahulu betapa kerugian yang menimpa Sirah jika ditulis dan diuraikan tanpa pengecekan seksama atau penelitian yang cermat. Ibnu Hisyam yang mengutip pendapat Abdullah ibn Zubeir menyatakan wahyu melalui mimpi yang pada gilirannya dikutip oleh Heikal tidak langsung tetapi melalui tulisan Emile Dermenghem, telah mengakibatkan terabaikannya nilai-nilai yang terkandung dalam proses dan cara turunnya wahyu. Bagaimanapun, mimpi bukanlah kenyataan melainkan kesan yang dirasakan oleh seorang yang tidur dan akan terhapus apabila bangun dari tidurnya. Nilai-nilai yang agung dalam kesadaran Muhammad menerima wahyu di antaranya adalah bahwa beliau merupakan bukti bagi pengalaman manusia menjalani sebuah peralihan spiritual. Beliau mengalami perasaan-perasaan takut, ragu, bingung dan bimbang bahkan derita yang mengiringi lahirnya perasaan-perasaan semacam ini dalam diri manusia, yang kemudian berganti menjadi harapan, optimisme, kepercayaan diri dan kebenaran mengenai apa yang dialami dan makna serta substansi pengalaman itu sendiri. Proses peralihan dari standing sebagai manusia biasa menjadi Nabi dan Rasul sepenuhnya berlangsung secara pengalaman manusiawi. Sama dan sesuai dengan pernyataan al-Qur'an surah al-Isra' “katakanlah Muhammad, Maha suci Tuhanku, bukankah aku hanya sebagai manusia Rasul”. Hal ini mempunyai nilai ganda. Statusnya sebagai manusia agar menjadi suri tauladan bagi segenap manusia dalam mengurus dan mengatur kehidupan. Sedangkan statusnya sebagai Rasul agar menjadi petunjuk bagi segenap manusia dalam menjalani kehidupan menuju akhirat.
menghabiskan modal mereka untuk biaya konsumsi , suatu indikasi bahwa Mekkah akan tunduk kepada Madinah. Disamping tujuan ekonomi ekspedisi-ekspedisi tersebut juga bertujuan untuk melatih para sahabat memimpin perang. Karena itulah pimpinan ekspedisi selalu diganti secara bergilir. Maka lahirlah figur-figur pemimpin yang tangguh seperti Hamzah ibn Abdul Mutthalib, Ali ibn Abi Thalib, Sa'd ibn Abi Waqash dan Abi 'Ubeida 'Amir ibn al-Jarah. Pada waktu yang sama sahabat-sahabat yang lain juga dilatih mengorganisasi kegiatan perang seperti dalam hal mobilisasi pasukan, pengaturan amunisi dan memonitor pasukan selama berada di tempat tugas termasuk menyantuni keluarga yang ditinggal. Tokoh-tokoh yang paling menonjol dalam urusan ini adalah Abu Bakar dan Umar. Mereka pada akhirnya menjadi ahli dalam bidang administrasi, organisasi dan pelayanan kesejahteraan prajurit dan mampu menjabarkan keinginan Rasulullah secara utuh, konsekwen dan memuaskan. Kiranya nyata bahwa ekspedisi militer bukanlah untuk mengantisipasi serangan suku Arab badui melainkan tujuan yang lebih mulia dan berwawasan lebih jauh ke depan. Ekspedisi militer nakhlah adalah pra perang Badr. Kondisinya sudah demikian memaksa untuk memperlihatkan kepada Mekkah akan kekuatan Madinah. Itulah sebabnya Rasulullah memberi petunjuk kepada pimpinan ekspedisi yang jatuh kepada Abdullah ibn Gahsy bahwa misinya tidak untuk masuk Mekkah dan hanya sampai di perbatasan karena tujuannya hanyalah untuk memberikan kesan kepada penduduk Mekkah bahwa mereka tidak akan pernah lepas dari pengawasan Madinah. Rasulullah memandang cukup dengan memberikan peringatan tersebut sehingga tidak menganjurkan untuk perang.
dialami Rasulullah selama masa-masa peralihan. Demikian berat derita itu sehingga beranganangan menjatuhkan diri dari puncak gunung.
Periode kedua, periode Darul Arqam dan berlangsung tiga tahun yang berakhir beberapa saat setelah Umar ibn Khattab memeluk Islam. Banyak yang beranggapan bahwa Umar memeluk Islam pada tahun ketiga kenabian, tapi penelitian yang tepat membuktikan hal itu terjadi pada tahun kelima, sedangkan yang memeluk Islam pada tahun ketiga adalah Hamzah ibn Abdul Mutthalib. Periode ketiga, kegiatan dakwah secara terang-terangan, berlangsung selama lima tahun, sejak keluar dari Darul Arqam sampai beliau hijrah ke dan dari Thaif, suatu periode yang penuh pergolakan dan pergelutan dengan Qureisy. Hijrah ke Thaif merupakan bukti bahwa beliau menaruh harapan lebih besar bagi pengembangan dan penyebaran dakwah di luar Qureisy. Periode keempat, dakwah di luar kota Mekkah; apakah dengan mengunjungi pemukimanpemukiman suku di sekitar Mekkah atau dengan menemui setiap pendatang ke kota Mekkah. Pada periode inilah terbuka jalur hijrah ke Madinah. Jumlah pengikut yang berhasil direkrut pada periode pertama terlalu sedikit untuk dicatat sebagai keberhasilan. Diantara mereka terdapat pemuka masyarakat seperti: Khadijah, Ali ibn Abi more info Thalib, Zaid ibn Haritsa dan Abu Bakar al-Shiddieq; terdapat pula golongan yang tidak mempunyai status sosial seperti Bilal, Khubab, Ammar ibn Yasir serta sejumlah orang-orang yang terpandang rendah di mata Qureisy. Mereka dihimpun oleh Rasulullah dan duduk sama-sama di suatu sudut Ka'bah mendengarkan ayat-ayat al-Qur'an, menerima penjelasan-penjelasan mengenai dasar-dasar iman dan membaca ayat-ayat secara bersamaan dengan suara keras. Orang-orang Qureisy merasa tidak senang dengan adanya orang-orang yang mereka pandang lemah dan rendah itu duduk sama posisi dengan orang-orang terpandang dan pemuka masyarakat.
Tidak menjadi masalah di mana peristiwanya terjadi; di Badr atau di tempat lain, dan kapan terjadi; pada tanggal 17 Ramadlan 2H atau pada hari lain, yang pasti adalah bahwa pertarungan menentukan itu tidak dapat dielakkan lagi, bukan sebagai apa yang dalam sejarah dinamakan kepastian sejarah, melainkan demikianlah logika peristiwa berjalan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Tuhan yang maha mengetahui segala yang gaib Allah SWT. Menjalankan segala sesuatu melalui hukum sebab-akibat sesuai dengan logika yang dapat dimengerti oleh dunia manusia, agar manusia dan bangsa-bangsa tidak hanyut ke dalam faham determinisme, sebab yang nyata adalah Allah mengatur terciptanya situasi yang menyebabkan manusia dapat melakukan pilihan sehingga ketentuan Allah bertemu dengan hasil pilihan dan ikhtiar manusia.
لكن الكتاب مختصر لدرجة تخل أحيانا بروعة القصة وتحرمك التفاعل معها
menulis karyanya yang populer al-'awashim min al-qawashim. Ia menegaskan (dalam karyanya tersebut) bahwa memperbolehkan adanya keraguan sedikitpun mengenai kredibilitas seorang sahabat merupakan dosa besar. Untuk menghindari hal ini, ia menganjurkan agar selalu mengagungkan sahabat semuanya. Mereka mutlak dihormati dan diagungkan. Mereka tidak boleh dikritik. Mereka jauh lebih tinggi dan lebih terhormat untuk dikritik. Menurutnya, melakukan hal tersebut berarti melemahkan posisi entrance perjuangan Islam. Mereka (sahabat) adalah perisai Islam dan lambang keabadiannya. Dewasa ini, buku tersebut dipublikasikan oleh Muhibb Al-Din Al-Khatib, seorang penganut salafiyah yang ekstrim. Ia menulis catatan dan komentar yang memberikan ancaman bahwa mempertanyakan satu prilaku sahabat adalah dosa besar. Semua ini adalah sikap-sikap mental yang dapat dimengerti (jika melihat kondisinya). Dan kami menghargai tujuan dan keikhlasan mereka serta menghormati pendekatannya, walaupun kami tidak harus mengikutinya. Kami berupaya menulis Sirah dengan menggunakan pendekatan lain dan dengan gaya baru untuk memperjelas dinamika dan vitalitas masa kehidupan Rasulullah yang mengagumkan. Kami berasumsi bahwa Sirah selalu aktual karena Rasulullah dalam hadis-hadisnya berbicara kepada segenap umat manusia di setiap masa, ruang dan waktu. Berikut ini kami akan memaparkan gambaran kesehatan Rasulullah observed sebagaimana yang terkesan dalam buku al-syifa. Tapi (sebelum itu) kami ingin mengingatkan bahwa pemaparan ini tidak bertujuan mendiskusikan atau menyangkal apa yang terurai dalam kitab tersebut. Al-Qadli 'Iyadl dan para penulis yang sederajat, bagi kami adalah ulama terkemuka dan terhormat. Justru kami dapat lebih memperkuat argumentasinya karena motivasi mereka didorong oleh cinta yang mendalam terhadap Rasulullah, keagungan beliau dan keyakinan terhadap kebenaran Islam.
Sengaja kami memuat keseluruhan pidato yang cukup panjang ini sebagaimana adanya berdasarkan riwayat Al-Baihaqi dengan sanad yang melacak kepada Aisyah. Tidak pasti apakah Abu Bakr benar-benar mengucapkan keseluruhannya karena menurut sumber-sumber lain pidato tersebut diriwayatkan lebih pendek. Penulis memuat semua ini karena setidaknya dari segi makna merupakan gambaran tentang ide-ide yang menjadi perhatian kelompok yang memenangkan pergelutan politis siapa yang akan menjadi Khalifah pengganti Rasulullah yang juga merupakan kesepakatan pemikir Ahlussunnah dan para ulama fiqih kelak. Pidato dengan nada demikian itu, bagaimanapun bervariasi dalam sumber-sumber, sebenarnya mengisyaratkan bahwa Abu Bakr telah mempersiapkannya secara matang karena dengan sangat cerdas mengekspresikan gagasan-gagasan yang dapat mempengaruhi umat untuk memilihnya pemimpin sepeninggal mendiang Rasulullah. Adalah tidak mungkin Abu Bakr tak muncul selama dua hari hanya untuk beristirahat di rumahnya, di Sunh. Agak sulit pula membenarkan dugaan yang dibangun para pemikir ahlussunnah seolah-olah Abu Bakr baru mengetahui perkembangan saat itu lantas menyampaikan pidato ‘politik’ yang sangat rapih bahkan menjadi faktor penentu dalam mengembalikan kesadaran jamaah. Pidato tersebut juga menunjukkan kepada kenyataan bahwa hanya Abu Bakr saja yang memiliki integritas pribadi lebih tinggi mengungguli sahabat lainnya. Ia pun mampu menguasai perasaannya, memiliki ketajaman pandangan, ketepatan perhitungan bahkan memiliki kharisma lebih tinggi. Begitu menyampaikan pidatonya seketika orang-orang menjadi sadar kembali, meninggalkan angan-angan mereka dan dapat menerima kenyataan. Oleh karena itu ia menjadi figur yang dibutuhkan dalam suasana seperti ini. Ia pun mampu membuktikan dirinya sebagai tokoh dan pemimpin yang memiliki keberanian dan kepribadian tinggi.
the next matter was that although the writing was gorgeous for the most part, it did sense a tad blocky occasionally. I suppose I Individually felt there was a lack of flow in sure passages.
Report this page